Kamis, 18 Desember 2014

TBC (Tuberculosis)

Pengertian
TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru. (Nanda Nic Noc, 2013). Penularan utama penyakit TB adalah oleh bakteri yang terdapat dalam droplet yang dikeluarkan penderita sewaktu batuk, bersin, bahkan berbicara. Sehingga tidak mengherankan jika di lingkungan yang populasinya sangat padat, angka kejadian TB yang baru (insidensi) tinggi.
Pengobatan yang tidak teratur, pemakaian obat antituberkulosis yang tidak/kurang tepat, maupun pengobatan yang terputus dapat mengakibatkan resistensi bakteri terhadap obat. Lebih parah lagi bila terjadi multidrugs resistence.  Perawat amat berperan saat menjelaskan pada klien tentang pentingnya berobat secara teratur sesuai dengan jadwal sampai sembuh. Inilah satu-satunya cara menyembuhkan penderita dan memutuskan rantai penularan. Selain itu, usaha pencegahan dan menemukan penderita secara aktif seharusnya juga perlu lebih ditingkatkan dalam rangka memutuskan rantai penularan.

Patogenesis dan Parofisiologi
Ketika seorang klien TB paru batuk, bersin, atau berbicara, maka secara tak sengaja keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai, atau tempat lainnya. Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas, droplet nuklei tadi menguap. Menguapnya droplet bakteri ke udara dibantu dengan pergerakan angin akan membuat bakteri tuberkulosis yang terkandung dalam dropelt nuklei terbang ke udara. Apabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka orang itu berpotensi terkena infeksi bakteri tuberkulosis.
Penularan bakteri lewat udara disebut dengan istilah air-borne infection. Bakteri yang terisap akan melewati pertahanan mukosilier saluran pernapasan dan masuk hingga alveoli. Pada titik lokasi di mana terjadi implantasi bakteri, bakteri akan menggandakan diri (multiplying). Bakteri tuberkulosis dan fokus ini disebut fokus primer atau lesi primer atau fokus Ghon. Reaksi juga terjadi pada jaringan limfe regional, yang bersama dengan fokus primer disebut sebagai kompleks primer. Dalam waktu 3-6 minggu, inang yang baru terkena infeksi akan menjadi sensitif terhadap protein yang dibuat bakteri tuberkulosis dan bereaksi positif terhadap tes tubekulin atau tes Mantoux.

Berpangkal dari kompleks primer, infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui berbagai jalan, yaitu :
1. Percabangan bronkhus
Penyebaran infeksi lewat percabangan bronkhus dapat mengenai area paru atau melalui sputum menyebar ke laring (menyebabkan ulserasi laring), maupun ke saluran pencernaan.
2. Sistem saluran limfe
Penyebaran lewat saluran limfe menyebabkan adanya regional limfadenopati atau akhirnya secara tak langsung mengakibatkan penyebaran lewat darah melalui duktus limfatikus dan menimbulkan tuberkulosis milier.
3. Aliran darah
Aliran vena pulmonalis yang melewati lesi paru dapat membawa atau mengangkut material yang mengandung bakteri tuberkulosis dan bakteri ini dapat mencapai berbagai organ melalui aliran darah, yaitu tulang, ginjal, kelenjar adrenal, otak, dan meningen.
4. Reaktivasi infeksi primer (infeksi pasca-primer)
Jika pertahanan tubuh (inang) kuat, maka infeksi primer tidak berkembang lebih jauh dan bakteri tuberkulosis tak dapat berkembang biak lebih lanjut dan menjadi dorman atau tidur. Ketika suatu saat kondisi inang melemah, maka bakteri tuberkulosis yang dorman dapat aktif kembali. Inilah yang disebut reaktivasi infeksi primer terjadi. Selain itu, infeksi pasca-infeksi juga dapat diakibatkan oleh bakteri tuberkulosis yang baru masuk ke tubuh (infeksi baru), bukan bakteri dorman yang aktif kembali. Biasanya organ paru tempat timbulnya infeksi pasca-primer terutama berada di daerah apeks paru.

Klasifikasi
Klasifikasi tuberkulosis dari sistem lama :
1. Pembagian secara patologis
- Tuberkulosis primer (childhood tuberkulosis)
  Adalah infeksi bakteri TB dari penderita yang belum mempunyai reaksi spesifik terhadap bakteri TB. Bila bakteri TB terhirup dari udara melalui saluran pernapasan dan mencapai alveoli atau bagian terminal saluran pernapasan, maka bakteri akan ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag yang berada di alveoli. Jika pada proses ini, bakteri ditankap oleh makrofag yang lemah, maka bakteri akan berkembang biak dalam tubuh makrofag.
- Tuberkulosis post-primer / pascaprimer / sekunder (adult tuberkulosis)
  Reaktivitasi penyakit TB sekunder terjadi bila daya tahan tubuh menurun, alkoholisme, keganasan, silikosis, diabetes melitus, dan AIDS. Pada TB sekunder, kelenjar limfe regional dan organ lainnya jarang terkena, lesi lebih terbatas dan terlokalisasi.  TB paru sekunder dapat disebabkan oleh infeksi lanjutan dari sumber eksogen, terutama pada usia tua dengan riwayat semasa muda pernah terinfeksi bakteri TB. Lesi sekunder berkaitan dengan kerusakan paru. Kerusakan paru diakibatkan oleh produksi sitokin (tumor necroting factor) yang berlebihan.
2. Pembagian secara aktivitas radiologis Tuberkulosis paru (Koch Pulomonum) aktif, non aktif, dan quiescent (bentuk aktif yang menyembuh)
3. Pembagian secara radiologis (luas lesi)
- Tuberkulosis minimal
- Moderately advanced tuberkulosis
- Far advanced tuberkulosis

Klasifikasi menurut American Thoracic Society :
1. Kategori 0 : tidak pernah terpajan, tidak terinfeksi, riwayat kontak negatif, tes tuberkulin negatif
2. Kategori 1 : terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada infeksi, riwayat kontak positif, tes tuberkulin negatif
3. Kategori 2 : terinfeksi tuberkulosis, tetapi tidak sakit. Tes tuberkulin positif, radiologis dan sputum negatif
4. Kategori 3 : terinfeksi ruberkulosis dan sakit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar