Senin, 27 April 2015

Dehidrasi

Jenis-jenis dehidrasi :
a. Dehidrasi hipertonis
b. Dehidrasi hipotonis
c. Dehidrasi isotonis


Dehidrasi hipertonik (hipernatremik)
Dehidrasi hipotonik (hiponatremik)
  • Biasa terjadi setelah intake cairan hipertonik (natrium, glukosa, laktosa) selama diare 
  • Kehilangan air >> kehilangan natrium 
  • Konsentrasi Na >150 mmol/L 
  • Osmolaritas serum meningkat (>295 mmol/L) 
  • Haus, irritable 
  • Bila natrium serum --> 165 mmol/L -->  KEJANG 
  • Pada anak dengan diare yang minum banyak air hipotonik atau diberi infus glukosa 5% 
  • Kadar natrium rendah (<130 mmol/L) 
  • Osmolaritas serum (<275 mOsm/L) 
  • Letargi; kadang-kadang kejang


Tanda-Tanda Kehilangan Cairan (Hipovolemia)

Kehilangan cairan (dinyatakan dalam persentase berat badan)
Tanda
5%
10%
15%
Membran mukosa
Kering
Sangat kering
Panas dan kering (Parched)
Sensoris
Normal
Letargi
Melambat
Perubahan ortostatik pada denyut nadi atau tekanan darah
Ringan
Ada
Jelas
Laju aliran urin
Menurun sedikit
Menurun
Sangat menurun
Denyut nadi
Normal atau meningkat
Meningkat
Sangat meningkat


Gejala Dehidrasi : hipotonik, Isotonik, Hipertonik

Gejala
Hipotonik
Isotonik
Hipertonik
Rasa haus
-
+
+
Berat badan
Menurun sekali
Menurun
Menurun
Turgor kulit
Menurun sekali
Menurun
Tidak jelas
Kulit/selaput lendir
Basah
Kering
Sangat kering
Gejala SSP
Apatis
Koma
Irritable, kejang-kejang, hiperefleksi
Sirkulasi
Sangat jelek
Jelek
Relatif masih baik
Nadi
Sangat lemah
Cepat dan lemah
Cepat dan keras
Tekanan darah
Sangat rendah
Rendah
Rendah


Sumber :
Wahid, Abd., dan Imam Suprapto. 2012. Buku Saku Kompetensi Ilmu Keperawatan Dasar (KIKD). Jakarta : Sagung Seto

Jumat, 24 April 2015

HIV/AIDS, Permasalahan dan Tantangannya

HIV and AIDS are not just medical issues but have social and communal repercussions. Ilmu pengetahuan barat dan HAM sebagai dasar cara pandang penyelesaian masalah HIV/AIDS terbukti gagal mengatasinya.

Penderita : Pelaku, korban langsung, efek spiral
Pelaku : Heteroseksual, LSL, PSK, narkoba, dsb
Korban : Istri, anak, orang tak berdosa
Efek spiral : akibat transfusi, cuci darah yang tercemar darah HIV, paramedis tertular, dsb

Hukum, perlakuan, dan perlindungan ---> Kehidupan, sosial kemasyarakatan
Preventif, promotif, dan edukasi ---> Islam

Hidup lebih lama dengan HIV menimbulkan serangkaian masalah baru ---> ribuan terinfeksi hepatitis ---> risiko kronis dan kerusakan hati dan otak ---> Demensia

Dampak HIV/AIDS
- Dampak Terukur
   1. Penurunan produktivitas sdm
   2. Peningkatan beban keuangan negara
   3. Peningkatan burden disease lainnya
   4. Yatim piatu

- Dampak Tak Terukur
   1. Moral, HIV/AIDS hampir pasti didahului kerusakan moral
   2. Resistensi ARV
   3. Genosida

Pembagian Kelompok HIV/AIDS
- Kelompok tertular (infected people)
- Kelompok berisiko tertular atau rawan tertular (high-risk people)
Termasuk penjaja seks baik perempuan maupun laki-laki, pelanggan penjaja seks, penyalahgunaan napza suntik dan pasangannya, waria, LSL, narapidana.
Pencegahan untuk kelompok ini, ditujukan untuk mengubah perilaku berisiko menjadi perilaku aman.
- Kelompok rentan (vulnerable people)
Lingkup pekerjaan, lingkungan, ketahanan dan atau kesejahteraan keluarga yang rendah dan status kesehatan yang labil, sehingga rentan terhadap penularan HIV. Pencegahan untuk kelompok ini ditujukan agar tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang berisiko tertular HIV. Tingkatkan kepedulian sosial dan dekatkan pada keluarga.
- Masyarakat Umum (general population)
Pencegahan ditujukan untuk peningkatan kewaspadaan, kepedulian, dna keterlibatan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di lingkungannya.

Kondom Sebagai Faktor Pengurang Penyebaran STD?
Penelitian di Indonesia : pori-pori, pengaruh panas, gesekan didompet
Kondom justru bisa menjadi faktor berkali-kalinya terjadi hubungan seks. Kondom adalah keranjang sampah yang didewakan industri seks disertai ancaman kerusakan moral, budaya munafik, tidak takut dosa yang mengundang azab Tuhan.

Jenis Pelayanan HIV dan AIDS
- Provider Initiated Testing and Counseling (PITC)
Merupakan layanan pemeriksaan darah untuk mengetahui status HIV seseorang berdasarkan pada inisiatif atau rekomendasi dari petugas kesehatan dan pasien menerima saran tersebut. Hal ini biasanya terjadi dalam setting medis.
- Care Support and Treatment (CST)
Merupakan layanan terkait dengan pemberian dukungan kepada orang yang telah berstatus HIV. Pelayanan ini akan terjadi setelah seseorang melalui proses tes darah atau ketika seseorang yang telah menerima status HIV. Harus diikuti commitment untuk memutus penularan.

Sumber :
ANTIBIOTIC X, FK-UNBRAH
Narasumber : Dr. Flora Eka Sari, SpP

Kamis, 23 April 2015

Berjalan Sehat Ala Nagumo

Tahun lalu, saya membeli buku berjudul Makan Sekali Sehari Membuat 20 Tahun Lebih Muda dari Dr. Yoshinori Nagumo (Ketua asosiasi kedokteran anti-aging Internasional). Dan ada salah satu sub bab buku tersebut yang menarik dan ingin saya share. Judulnya Hanya 3 Menit, Sama dengan Berjalan 10.000 Langkah. Yang mana isinya sebagai berikut.

Berjalan kaki merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat, muncullah pertanyaan, "Bagaimana dan berapa lama sebaiknya kita berjalan kaki?" Jawaban yang sering kita dengar adalah 10.000 langkah setiap hari. Orang-orang yang sibuk dan menderita nyeri lutut pasti akan sangat terbebani dengan anjuran berjalan sebanyak itu. Karena cuaca buruk, orang sehat pun tidak dapat melakukannya. Ada juga orang-orang yang membeli alat penghitung langkah, lalu mencoba untuk berjalan kaki lebih banyak daripada biasanya, tetapi berhenti setelah 3 hari.

Mulailah dari yang dapat kita lakukan; ini merupakan salah satu prinsip "a la Nagumo" yang saya ciptakan. Saya akan menjelaskan cara berjalan selama 3 menit yang setara dengan 10.000 langkah; bukan hal yang sulit, justru berjalan dengan penuh gaya.

Saya selalu berjalan dari rumah ke tempat kerja. Setiap pagi, saya bersama para pegawai lain berangkat melewati stasiun. Jika saya perhatikan, mereka sering terlihat kelelahan. Mereka berjalan dengan kepala menunduk, menonjolkan punggung, dan menekuk lutut persis seperti sekumpulan hantu. Dengan cara berjalan seperti itu, kebahagiaan akan kabur dengan sendirinya. Jika dilakukan seperti itu, berjalan sejauh apa pun hanya akan membebani leher, lutut, pinggang, dan organ dalam tanpa memberikan manfaat kesehatan. Pompa cairan di betis juga tidak dapat bekerja secara maksimal sehingga darah tidak dapat bersirkulasi dengan baik. Selain itu, gaya berjalan seperti itu tidak sedap dipandang. Saya merasa kasihan melihat mereka.

Berdasarkan pengalaman ini, saya menciptakan cara untuk berjalan dengan penuh gaya.
  • Tegakkan dada dan tahan perut;
  • Gerakkan tangan ringan; dan
  • Berjalanlah dengan mengambil langkah besar
Hanya itu; sangat mudah, bukan? Jika Anda tidak percaya bahwa hal itu bermanfaat karena terdengar terlalu mudah, silahkan mencobanya.
Perjalanan saya dengan berjalan kaki dari rumah ke tempat kerja hanya memakan waktu beberapa menit, tetapi cara berjalan seperti itu membuat saya berkeringat. Beberapa hari kemudian, otot perut mungkin akan terasa nyeri. Namun sebenarnya, otot perut, otot punggung, dan otot betis bekerja dengan sempurna.

Mulai sekarang, berjalanlah dengan kepala menengadah tanpa memandang mata orang-orang yang datang dari depan kita. Berjalanlah sambil tersenyum cemerlang bagaikan seorang bintang. Ambil langkah cepat dan besar layaknya membelah angin. Dengan menanamkan kebiasaan tersebut, Anda tidak perlu menghabiskan banyak waktu. Semakin lama, gaya berjalan Anda akan semakin bagus. Lingkar pinggang Anda akan berkurang, bahkan tubuh Anda dapat menjadi lebih tinggi. Mengubah konsep berjalan agar hanya memerlukan sedikit waktu tetapi memberikan manfaat maksimal merupakan bagian dari "a la Nagumo".

Nah, dengan memperhatikan gaya berjalan saja kita bisa banyak mendapat banyak manfaat bagi tubuh. Pantas saja ya orang Jepang sana banyak berjalan dengan cepat dan tegap. Bisa ditiru tuh, tapi ya jangan selalu menengadah ya selama berjalan, sesekali menunduk ntar kesandung, haha. Dan juga supaya gak di anggap sombong, sesuaikanlah dengan budaya dan ajaran agama kita juga ya, guys. 
Sekian dulu deh buat hari ini. Semoga bermanfaat~

Sumber : 
Yoshinori, Nagumo. 2014. Makan Sekali Sehari Membuat 20 Tahun Lebih Muda. Bandung : Qanita

Selasa, 03 Maret 2015

Where There is a Will, There is a Way

Pagi itu cuaca sudah tampak mendung, aktivitas yang biasa kami lakukan pada minggu pagi itu harus diurungkan. Aku dan mama yang sudah berbusana olahraga harus berbesar hati mengganti pakaian lagi.

Setelah rumah, pakaian kotor, dan piring kotor sudah mendapat hak nya pagi itu, aku berlabuh pada tugas-tugas kampus. Aku tau mereka sudah minta untuk dikerjakan. Setelah niat sudah terkumpul, doa sudah kupanjatkan, aku mulai mengerjakannya denga penuh ikhlas dan senang hati. Dua puluh lima menit kemudian aku merasa butuh hiburan, seperti biasa aku membuka medsos. Saat melihat-lihat isi beranda, mataku menangkap sebuah kalimat yang sangat membuatku tertegun. Kalimat itu ditulis oleh seorang Nurse Motivator, beliau bapak Syaifoel Hardy, kalo belum kenal silahkan baca Klik Disini 
Isi dari kalimat beliau menjelaskan bahwa beliau sedang berada di Kopertis Wilayah X, Padang. Aku sedikit tergeragap. Aku nyalakan obrolan chat, dan mulai bertanya apa jenis acara yang dihadiri beliau. Setelah aku mengetahui bahwa ada acara seminar dan dimulai pukul sepuluh, reflek aku lihat jam, tiga puluh menit lagi acara dimulai. Jarak dari rumah ke Kopertis lebih kurang 6 km, kira-kira 12 menit tanpa macet.

Seperti inilah salah satu gedung Kopertis Wilayah X, tapi bukan di gedung yang ini seminarnya diadain.

Aku tak mungkin pergi sendiri, aku harus ajak seseorang yang rumahnya tak jauh dari rumah ku dan orangnya harus ligat dalam bersolek. Dua orang teman kukirimi pesan singkat, menanyakan mengenai kesibukan mereka hari ini. Lima belas menit berlalu, tak ada balasan. Aku pandang keluar jendela, cuaca masih mendung, gerimis. Sepertinya hujan malas untuk turun.

Rasa ingin menghadiri seminar semakin tinggi, hujan juga mengizinkanku untuk pergi, dia menghilangkan sedikit demi sedikit rintik-rintiknya. Tapi apa aku bisa sendiri? Aahh.. Aku memang sudah belajar untuk mandiri, ya sejenis dengan menjadi manusia individual, seperti yang pernah ku cerita kan disini

Modal nekat. Ku pergi sendiri menerobos rintik-rintik hujan, hanya jaket yang melindungi pakaian dan tubuh ku dari air hujan dan rasa dingin. Sesampai disana, tak terlihat ada tanda-tanda ada acara. Aku tau, sudah lewat lima belas menit acara dimulai. Aku masih belum berani melewati satpam-satpam yang berjaga, aku masih berfikir apa tindakan yang aku lakukan ini benar. Kenapa aku begitu ingin mengikuti seminar itu? Ya, aku tau jawabannya. Aku ingin bertemu orang luar biasa itu, seorang perawat luar negeri.

"Permisi Pak, benar disini ada seminar?" tanyaku di depan pos satpam.
"Ya dek, di dalam" jawab satpam ramah, sambil menunjuk gedung tempat seminar berlangsung.
Aku melongokkan kepala mengikuti arah telunjuk si bapak.
"Oh, disana pak. Parkirnya dimana ya, Pak?"
"Parkirnya didalam aja dek"
"Oke, terimakasih Pak"

Setelah parkir, aku memasuki gedung itu dengan percaya diri. Menghadapi tempat registrasi, dan aku membubuhkan nama dan tanda tangan ku di buku tamu yang telah disediakan panitia. Setelah diberi snack dan buku tulis serta pena, aku memilih duduk di predikat tidak di depan dan tidak di belakang. Saat itu acara sudah dimulai, ya saat itu masih penyampaian sepatah dua patah orang-orang penting.

Aku tentunya mencari-cari seseorang yang mungkin aku kenal, tapi sepertinya tak ada. Selain itu, aku juga mencari-cari perawat luar biasa itu, Pak Syaifoel Hardy. Aku berhasil menemukannya, beliau duduk di sofa bagian depan, tapi hanya kepala bagian belakanglah yang tampak. Menit demi menit berlalu, satu narasumber sudah menyampaikan materinya, sekarang giliran beliau. Hanya pada saat beliau bicaralah aku menegakkan punggung dan kepala, tanpa bersandar di sandaran bangku. Memfokuskan pada setiap kata yang keluar dari mulut beliau. Dan tak lupa aku mencatatnya. Aku terlihat begitu antusias dibanding peserta lainnya. Mereka kebanyakan sibuk selfie, groufie, dan memainkan gadget masing-masing. Itu benar-benar pemandangan buruk.

Kali ini aku tak mungkin menceritakan isi seminar beliau, karena begitu panjang. Aku pun tak tau harus mulai dari mana, tapi conclusion nya ialah jumlah perawat di Indonesia sangat banyak, tantangan terbesar perawat adalah mindsetnya.
Oleh karena itu AYO, CHANGE MINDSET!!!

Pengalaman hari itu sangat berkesan, aku sangat tak menyangka ternayata aku bisa nekat. Ya, jika ada kemauan pasti ada jalan.

Oya, aku juga berhasil menambah koleksi buku karangan Pak Syaifoel Hardy. Yey. Judulnya From Qatar to Indonesia. Semoga deh bisa bantu aku change mindset.

Kamu buku ke empat karya Syaifoel Hardy yang mama punya nak.-. haha

Rabu, 18 Februari 2015

Kampus STIKes MCB (1)

Setiap kampus memiliki peraturan yang berbeda-beda, termasuk kebiasaan para mahasiswa/i nya. Kampus ku, kampus yang tidak terlalu besar dibanding kampus tetangga, namun sangat bersih dan rapi. 
Kita mulai dari gerbang, sebelum memasuki gerbang, kamu akan melewati jalan lurus, biasanya aku acap kali membayangkan aku sedang berjalan di catwalk atau berjalan beralaskan karpet merah, seperti aktris dan aktor memasuki gedung penyelenggaraan untuk penyerahan piala Oscar, haha. Agak alay memang.
Dari sana, mata mu akan melihat gedung 3 lantai dengan tulisan 'STIKes Mercubaktijaya' di atasnya. Yang dimalam hari, tulisan itu akan semakin menarik dengan lampu-lampunya.

Setelah melewati pos satpam, jangan lupa untuk menyapa Pak Satpamnya ya, karena Pak Satpam ialah salah satu orang sangat berjasa dan yang patut dihargai di kampus. Apabila membawa kendaraan, jangan lupa parkir dulu. Jika bawa mobil, parkir sebelah kiri, sedangkan motor silahkan belok kanan. Udah ada petunjuknya kok.

Nah, tragedi di parkiran motor yang banyak uniknya, seperti :
- Kalo udah lewat jam 8.30, parkiran udah penuh. Untung aja parkirannya panjang, jadi tetep bisa parkir, tapi resikonya kita jadi markir motornya kejauhaaannn.. Makanya, jangan suka telat ya.
- Kalo parkiran udah rame dan mahasiswa/i nya pada tergesa-gesa, kadang tarok motornya bisa jadi gak karuan, asal tarok, gak mentingin gimana motor lain akan keluar masuk. Resikonya, motor akan tergores-gores karena di senggol motor lain atau malah di geser-geser. Makanya, tarok yang bener dan lurus-lurus.
- Kalo udah ujan, gak tau lagi deh mau bilang apa. Karena berhubung tempat teduhnya cuma dikit, jadi semua motor berdempet-dempetan di bawahnya. Gak tau deh nasib motor yang taroknya paling dalam, bisa-bisa tunggu kampus sepi dulu baru bisa keluar.
- Dan kalo parkiran udah gak kayak parkiran lagi, Pak Satpam lah yang turun tangan, ngatur parkiran serapi mungkin dan senyaman mungkin. Dan kalo helm mu takut basah karena ujan atau takut di maling orang, Pak Satpam siap untuk menjaga helm mu di posnya. Dan dijamin deh, helm akan aman. Terima Kasih Pak Satpam.

Sedangkan tragedi parkiran mobil sih gak banyak masalah, karena yang make mobil gak sebanyak yang make motor, hehe.

Untuk penjelasan selanjutnya, postingan menyusul ya...

Senin, 09 Februari 2015

Salahkah Jika Aku Menjadi Manusia Individual?

Sudah beberapa kali aku ke tempat ini, tapi baru kali ini aku datang dengan perasaan aneh. Perasaan itu timbul karena semua orang melihatku sewaktu aku memasuki tempat ini. Aku tau itu wajar, tiap orang yang masuk akan di perhatikan dan biasanya aku tak peduli dengan hal itu, tapi karena aku seorang diri aku merasa not confident.

Aku yang biasanya selalu menempati kursi di lantai dua dan memesan menu yang sama. Hari ini benar-benar beda, aku seperti menghapus semua kenangan di tempat ini bersama orang-orang terdekatku pada masa itu. Andai aku menjepret semua kenangan itu, akan ku temukan wajah-wajah imut semasa SMP dulu.

Aaahh.. itu sudah beberapa tahun lalu. Dan mungkin masa SMA bersama sahabat-sahabatku juga akan tersimpan. Andai aku memikirkan hal itu sejauh ini.

Duduk memandangi kesibukan tiap-tiap orang sedang membuat organ dan jaringan tubuhnya bekerja lebih maksimal dalam mencerna makanan dan minuman yang kurang baik ini jika di konsumsi secara rutin. Mereka terlihat bahagia bercengkrama bersama orang-orang yang mereka cintai. Bukan berarti aku yang duduk sendiri tidak bahagia, aku sangat bahagia karena aku akhirnya bisa mandiri. Pergi sendiri ke tempat yang ku mau tanpa menyusahkan orang lain.

Walaupun memang lama kelamaan duduk disini membuatku kesepian. Makanan, minuman, buku bacaan, struk, baki, beberapa helai tisu, dan buku tempat aku menulis cerita ini cukup memenuhi dua meja dengan empat kursi. Ku jadikan ini daerahku, seakan-akan tak seorang pun boleh menempatinya. Walau hanya dua kursi yang kugunakan untuk menopang badan yang lelah selepas dari perpustakaan, toko buku dan toko baju, sedangkan kursi lainnya sebagai tempat istirahat tas dan cardigan abu-abu yang selalu menemaniku kemanapun.

Oh, dunia begitu indah...
Walau tak ada yang akan mendengar ceritaku saat ini tentang betapa bingungnya aku untuk menghabiskan waktu dua setengah jam agar sampai di tempat les tepat waktu. Hanya pria dibalik kasir itu yang senantiasa tersenyum kepadaku, dia melakukannya kepada semua orang yang datang ke tempat ini. Dan hanya dia yang mengajak ku berbincang, yaitu mengenai apa yang akan aku pesan untuk mengisi perut yang hanya di isi sarapan empat jam yang lalu.