Minggu, 11 Oktober 2015

Lot si Penentu Tugas Akhir

Tanggal 7 Oktober 2015 ialah hari dimana stressor datang tiba-tiba. Entah apa yang aku pikirkan saat itu, yang penting aku bener-bener cemas. 
Aku dipersilahkan untuk mengambil lot, setelah berhasil mengambil satu gulungan kertas, aku membukanya dengan perlahan. Dan tertulis nama Ns.Rifka Putri Andayani,S.Kep. Oh tidak, Bu Rifka yang jadi pembimbingku? Kalian tau apa yang terlintas dibenakku saat itu? Orang gila! Bukan Bu Rifka yang ku maksud gila. Tapi itu ialah judul studi kasus ku nanti, yaitu mengenai keperawatan jiwa. Ya, ini memang salah satu kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa keperawatan. Aku harus menghadapi orang dengan gangguan jiwa. Apa aku bisa? Apa diagnosa keperawatan yang harus aku ambil? Apa aku punya banyak koleksi buku keperawatan jiwa? Tidak. Trus aku harus apa? Beli bukunya? Atau pinjam saja? Tapi pinjam dimana? Di perpustakaan atau kakak senior? Tapi ke siapa? Siapa yang bikin studi kasus tentang keperawatan jiwa tahun kemaren? Aaaahhh.. Bisa-bisa aku yang gilaaaa........

Aku berusaha tenang, menerima semua dengan ikhlas. Tapi ikhlas tak bisa muncul begitu saja di satu atau dua jam, tapi malah dua sampai tiga hari.
Tiga hari kemudian judul proposal ku sudah di ACC, aku kebagian diagnosa Defisit Perawatan Diri (DPD). Ya, ini hasil dari pengambilan lot lagi. Aku mencoba ikhlas lagi. Harus ikhlas agar studi kasus ku lancar.

Dan hari ini aku sudah ikhlas full, hahaha. Aku anggap itu target pertama dan berhasil. Target kedua ialah ujian proposal sukses. Dan to do list nya adalah cari referensi sebanyak banyaknya beli atau pun pinjam, sering-sering konsul, sering-sering tanya senior, dan berdo'a.

Do'akan aku untuk dilancarkan dapatin gelar Amd.Kep nya ya teman-teman, adek-adek, kakak-kakak, abang-abang, ibuk-ibuk, bapak-bapak, tante-tante, oom-oom, nenek-nenek, kakek-kakek. Aaaamiiinnn ya rabbal 'alamiiiinn...............

Jumat, 02 Oktober 2015

Cerita Mahasiswa Tingkat Akhir

Baru kemarin rasanya jadi maba, eh sekarang udah jadi mahasiswa tingkat akhir aja. Ini tingkat yang paling sibuk, paling rempong, paling sering stress, paling banyak tugas, paling banyak praktek, paling banyak mondar mandir kampus - rumah sakit - rumah. Sekarang baru lima minggu aku di semester V. Ya, masih stand by di kampus lah, sibuk kuliah, kuliah, dan kuliah sampai sore. Capek? Enggak lah! Karena aku tau, ini di semester terakhir aku bisa "agak" santai dan masih berkecimpung di kampus. Jadi masih bisa ketawa ketiwi sama teman-teman. 

Oya, bentar lagi akan dibagi pembimbing buat bikin Proposal dan Studi Kasus. Dan juga mau UTS dan setelah itu udah mulai praktek deh. Buat kedepan, kami akan dinas di Puskesmas yang udah di bagi masing-masing kelompok, jadi kemungkinan kami gak bisa ketemu satu sama lain. Trus setelah itu dinas di panti jompo deh, ngerawat oma opa.

Ngebayanginnya aja udah stress. Gileee...

"Vani, ini baru D3 lo, tapi katanya mau smpe S3? Masa' udah ciut sih nyali nya. Ayo jangan mikirin capek nya, tapi persiapin diri! Belajar yang tekun, banyak baca buku, dan berdo'a." (ngomong sendiri)

Semangat! Banyak orang butuh perawat profesional! Ayo, berikan pelayanan prima dan maksimal dalam bidang kesehatan!! (Yaelaahh.. udah kaya para caleg kampanye gw, haha)

Minggu, 12 Juli 2015

Kamus Penyakit Pada Manusia

Alhamdulillah..
Dinas telah usai dan banyak sekali ilmu yang telah aku dapatkan. Maka dari pada itu, aku ingin sharing ilmu nih. Di rumah sakit kemarin, saat membaca diagnosa medis pasien, aku banyak menemui penyakit-penyakit yang aku sama sekali tidak tau itu apa. Bagaimana cara merawat kalau tidak tau penyebab penyakitnya, jenis penyakitnya, perjalanan penyakitnya, manifestasi penyakitnya, dll. Tapi pada kali ini aku cukup memberikan defenisi-definisinya saja yaa.. :)

  1. Nefropati DM : Nefropati ialah kerusakan ginjal, jadi nefropati DM ialah kerusakan atau kelainan ginjal yang dapat muncul sebagai akibat dari komplikasi DM baik tipe 1 maupun 2, ditandai dengan adanya albuminuria.
  2. CAP (Community Acquired Pneumonia) : pneumonia yang terjadi di lingkungan seperti di rumah, rumah sakit, dengan masa inap kurang dari 48 jam. Infeksi terjadi di dalam alveoli yang bisa menyebabkan alveoli berisi cairan.
  3. ALO (Acute Long Oedema) : terjadinya penumpukan cairan secara masif di rongga alveoli yang menyebabkan klien berada dalam kedaruratan respirasi dan ancaman gagal napas.
  4. Melena : mengeluarkan tinja yang kehitaman.
  5. VE (Varices Esophagus) : penonjolan dan pelebaran abnormal dari vena-vena di dasar esofagus.
  6. Bisitopenia : penurunan jumlah pada dua jenis komponen sel darah.
  7. Kolestasis : berkurangnya atau terhentinya aliran empedu.
  8. SOL (Space Occupying Lesion) : tumor otak
  9. ALL (Acute Lymphoblastic Leukemia) : sejenis kanker darah yang mempengaruhi sel-sel darah putih yang masih muda.
  10. KAD (Ketoasidosis Diabetik) : suatu keadaan dimana sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa.
  11. Nstemi (Non ST Elevasi Miokard Infarc) : penurunan suplai oksigen dan atau peningkatan kebutuhan oksigen miokard.
Sumber :
Husamah. 2012. Kamus Penyakit Pada Manusia Ed.1. Yogyakarta : Andi

Sabtu, 11 Juli 2015

Cara Perawat Mengukur Tanda-Tanda Vital Yang Baik Dan Benar

Kita semua, terutama tenaga medis khususnya perawat, sudah menjadi makanan sehari-hari dalam mengukur tanda-tanda vital, tapi kita hanya mengetahui cara mengukurnya. Dengan melihat video berikut ini, kita akan mengetahui cara perawat mengukur tanda-tanda vital disertai dengan etika, komunikasi, dan sikap yang seharusnya dilakukan perawat.
Check it out!


Jumat, 08 Mei 2015

Kebiasaan Jelang Dinas


Huh!!
Maaf, aku bukannya mengeluh, tapi hanya mencoba rileks dengan menarik nafas dalam. Aku sedang mencoba menenangkan diri. Tak semua manusia luput dari cobaan kan? Tapi aku tidak memandang ini sebagai cobaan, hanya sedikit tanjakan dalam perjalanan hidup. Hei, ini kan yang aku mau? Dan inilah resiko nya, eh bukan resiko sih, tapi ya untuk bisa mendapatkan apa yang di mau memang harus berani mengambil semua resikonya kan?

Semua akan dimulai pada tanggal 11 Mei 2015. Aku seperti akan memasuki dunia baru. Aku jadi tiba-tiba khawatir jika membayangkan keadaan ku selama 2 bulan ke depan. Aku benar-benar benci dengan sifat khawatir yang timbul tiba-tiba. Khawatir akan ada tanjakan yang lebih tinggi yang aku sendiri pun belum pernah mengalaminya. Aku sudah berusaha untuk tidak terlalu mengkhawatirkan diri sendiri, but I am only human. Yang aku pikirkan "apa aku sanggup?".

Sudah lah!!
Lalui saja hidup ini dengan ikhlas dan tetap berada di jalan-Nya, niscaya aku akan berada di bawah lindungan-Nya. Bismillahirrahmanirrahim.

Hei hei hei, tau gak? Tau gak? Sebelum dinas atau turun paraktek ke rumah sakit, mahasiswa prakteknya harus diberi LOI oleh pihak rumah sakit. LOI itu kepanjangannya Layanan Orientasi dan Informasi. Jadi disana kita diberi penjelasan mengenai sejarah rumah sakit, direktur dan beserta jajarannya, peraturan rumah sakit, pengetahuan tentang cara mencuci tangan yang benar; cara komunikasi dengan pasien; perilaku perawat yang tepat, dll.

Padahal ya pas LOI, narasumber selalu beri semangat, motivasi, dan support. Tapi tetep aja yang rasa khawatir itu gak ilang. Mungkin ini lumrah. Sifat cemas akan sesuatu hal asal tidak berlebihan itu normal kali ya.

Aku selalu begini menjelang dinas, padahal ini kali kedua dinas, harusnya aku lebih bahagia lagi. Because this is my passion. Pas dinas itu, banyak banget suka dukanya yang kadang bikin nagih. Senengnya itu kalo tindakan invasif berhasil kita lakuin dengan benar. Sedihnya, kalo cuma sering ditugasin ukur tanda-tanda vital. Moga di tingkat 2 ini jagonya gak cuma ngukurin tanda-tanda vital ya, hehe.

Ada dua rumah sakit yang akan dijadikan ladang praktek. Yaitu rumah sakit Dr. M. Djamil Padang dan Reksodiwiryo Padang (RS Tentara). Good Luck!!

 
 LOI di RST

 LOI di M.Djamil

Minggu, 03 Mei 2015

Pemeriksaan Kulit

Pemeriksaan kulit cukup penting, karena tidak jarang keadaan kulit seseorang merupakan pencerminan kesehatan secara keseluruhan dan memberikan petunjuk atas kelainan suatu sistem tubuh / organ tubuh tertentu. Untuk kulit, pemeriksaannya hanya inspeksi dan palpasi!!!

Inspeksi
Hygiene kulit : Penilaian atas kebersihan yang merupakan petunuk umum atas kesehatan seseorang.
Kelainan-kelainan yang bisa nampak pada inspeksi :
Macula
Merupakan suatu bercak yang nampak berwarna kemerahan, permukaan kulit datar (tidak menonjol) dan ukurannya kurang dari 1 cm. Misalnya: pada morbili/campak.
Erythema
Merupakan suatu bercak kemerahan yang ukurannya lebih besar. Misalnya: erisipelas.
Papulla
Merupakan suatu lesi kulit yang menonjol lebih tinggi daripada sekitarnya. Misalnya: kaligata, gigitan nyamuk.
Vesikula
Suatu tonjolan kecil (kurang dari 1 cm) berisi cairan yang jernih. Misalnya: cacar air, herpes, simpleks. Jika tonjolannya besar-besar (lebih dari 1 cm), disebut Bulla. Misalnya: pada luka bakar, Scarlet Fever.
Pustula
Suatu tonjolan kecil berisi cairan nanah. Misalnya: impetigo, jerawat, infeksi kuman Stafilokakus (bisul-bisul).
Ulcus
Suatu lesi kulit terbuka yang diakibatkan pecahnya Vesikula atau pustula.
Crusta
Cairan tubuh yang mengering, bisa dari serum, nanah, darah dan sebagainya.
Excoriasi
Pengelupasan epidermis pada luka lecet/abrasi.
Fissura
Retak atau pecahnya jaringan kulit sehingga terbentuk celah retakan. Hal ini diakibatkan penurunan elastisitas jaringan kulit.
Cicatrix
Pembentukan jaringan ikat pada kulit sesudah penyembuhan luka. Hal ini bisa karena bakat (mempunyai kecendrungan untuk itu), ada pula yang spesifik :
- Cicatrix bekas irisan pada seorang morfinis
- Bekas suntikan BCG
Ptechiae
Adalah bercak perdarahan yang terbatas, dan terletak diepidermis kulit, berukuran kurang dari 1 cm.
Hematoma
Perdarahan di bawah kulit yang umumnya berukuran lebih besar dan berwarna merah, biru ungu sampai biru.

Palpasi
  1. Pada palpasi, pertama-tama dirasakan kehangatan kulit, (dingin-hangat-demam).
  2. Kemudian kelembabannya, pasien dehidrasi terasa kering dna pasien Hipertyroidisme berkeringat terlalu banyak.
  3. Texture kulit dirasakan halus, lunak, lentur, padakulit normal. Teraba kasar pada deffisiensi vitamin A, Hipotyroid, terlalu sering mandi, banyak ketombe atau Diaper-rash (diselangkangan bayi) akibat popok pada bayi.
  4. Turgor, dinilai pada kulit perut dengan cubitan ringan. Bila lambat kembali ke keadaan semula, menunjukkan turgor turun pada pasien dehidrasi.
  5. Krepitasi. Teraba ada gelembung-gelembung udara dibawah kulit akibat fraktur tulang-tulang iga atau tauma leher yang menusuk kulit sehingga udara paru-paru bisa berada dibawah kulit dada.
  6. Edema adalah terkumpulnya cairan tubuh di jaringan tubuh lebih daripada jumlah semestinya. 
 
Sumber :
Agustinus, Andy Santosa. 1995. Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Akademi Perawatan St. Carolus

Kamis, 30 April 2015

Sandapan EKG

Sandapan atau lead EKG terbagi 2 jenis, yaitu : 
  1. Sandapan Bipolar
  2. Sandapan Unipolar 
Sandapan Bipolar (Bipolar Limb Lead)
DR. Willem Eithoven, ahli faal dari Belanda telah melakukan penelitian, dengan menggunakan tiga pasang elektroda bipolar (satu positif dan satu negatif) yang diletakkan pada pergelangan-pergelangan tangan atau kaki (limb), sehingga terbentuk tiga sandapan ekstremitas bipolar (bipolar limb lead) untuk mencatat perbedaan potensial arus bioelektrik jantung. Sandapan ini ditandai dengan angka I, II, dan III Romawi.

Lead I : Merekam perbedaan potensial dari elektroda di lengan kanan (Right Arm/RA) dengan lengan kiri (Left Arm/LA), dimana lengan kanan bermuatan (-) dan lengan kiri bermuatan (+)
Lead II : Merekam perbedaan potensial dari elektroda di lengan kanan (RA) dan kaki kiri (LF), dimana lengan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
Lead III : Merekam perbedaan potensial dari elektroda di lengan kiri (LA) dan kaki kiri (LF), dimana lengan kiri bermuatan (-) dna kaki kiri bermuatan (+)

Ketiga sandapan ini dapat digambarkan dengan segitiga sama sisi (segitiga Einthoven)

Gambar Segitiga Eithoven
Sandapan Unipolar
Sandapan unipolar terdiri dari dua jenis, yaitu : sandapan unipolar ekstremitas dan sandapan unipolar prekordial.

Sandapan Unipolar Ekstremitas (Ekstremitas Limb Lead)
Merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas, dimana elektrode eksplorasi diletakkan pada ekstremitas yang akan diukur. Gabungan elektrode-elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode indiferen (potensial 0).

Lead aVR : Merekam potensial listrik pada lengan kanan (Right Arm/RA), dimana lengan kanan bermuatan (+), lengan kiri (Left Arm/LA) dan kaki kiri (Left Foot/ LF) membentuk elektrode indiferen.
Lead aVL : Merekam potensial listrik pada lengan kiri (LA), dimana lengan kiri bermuatan (+), lengan kanan (RA) dan kaki kiri (LF) membentuk elektrode indiferen.
Lead aVF : Merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), dimana kaki kiri bermuatan (+), lengan kanan dan lengan kiri membentuk elektrode indiferen.


Gambar Lead Unipolar Ekstremitas

Sandapan Unipolar Prekordial
Merekam besar potensial listrik jantung dengan meletakkan elektrode positif secara horizontal pada dinding dada atau punggung mengelilingi jantung. Elektrode indiferen didapat dengan menggabungkan ketiga elektrode ekstremitas.

Ada enam tempat yang umum digunakan untuk merekam sandapan unipolar prekordial, yaitu :
Lead V1 : Elektrode ditempatkan pada interkostal IV, garis sternum kanan
Lead V2 : Elektrode ditempatkan pada interkostal IV, garis sternum kiri
Lead V3 : Elektrode ditempatkan pada pertengahan antara V2 dan V4
Lead V4 : Elektrode ditempatkan pada interkostal V, garis midklavikula kiri
Lead V5 : Elektrode ditempatkan sejajar dengan V4, garis aksila depan
Lead V6 : Elektrode ditempatkan sejajar dengan V4, garis aksila tengah

Pada umumnya perekaman EKG dibuat 12 lead, tetapi pada keadaan tertentu dapat dibuat sampai 17 lead, meliputi lead V7, V8, V9, V3R, dan V4R.

Gambar Lead Prekordial

Sumber :
Sumiarty, Chuchum. 2010. Cara Praktis Membaca EKG. Jakarta : Surya Gemilang

And this is it. This video about cardiac conduction system and it's relationship with ECG/EKG. You must watch it. And sorry, this video is use english language, if you don't understand, you can search with indonesian language in another line.


Selasa, 28 April 2015

Stroke, Diabetes, dan Jantung Koroner

STROKE
Adalah kekurangan aliran darah ke jaringan otak.
- Sumbatan pembuluh darah
- Pecahnya pembuluh darah
- Hanya suatu serangan stroke berlalu (TIA / Transient Inschaemic Attack)

Usia yang biasanya mengalami stroke ialah 40-an atau kurang. Dan seringnya terjadi karena kelainan darah (Hiperviscositas plasma dan hiperagregasi trombosit / kekentalan darah bertendens bergumpal).

Perubahan fungsi vital :
- Lebar pupil kiri kanan tidak sama
- Nadi cepat atau sangat pelan tetapi intensitas kuat

Keluhan :
- Kulit tubuh sebelah kurang peka atau mati rasa
- Sakit kepala yang berat
- Mual dan muntah
- Daya ingat kurang atau hilang sama sekali
- Penglihatan terganggu atau buta sebagian

DIABETES
Kondisi yang menimbulkan turunnya gula darah (hipoglikemi) :
- Penderita mengkonsumsi obat anti-diabetes atau hormon insulin, tetapi makanan yang masuk kurang dari kebutuhan kalori yang dibutuhkan sehari-hari atau bekerja fisik berlebihan, walaupun tetap mentaati tidk mengkonsumsi gula.
- Penderita menggunakan insulin terlalu tinggi atau mengkonsumsi obat anti-diabetes terlalu tinggi.

Tanda dan keluhan hipoglikemi :
- Merasa lapar
- Kulit tampak pucat dna lembab
- Sempoyongan, lemas, dan gemetar
- Bingung, gelisah, dan berprilaku tidak biasa

Tanda dan keluhan hiperglikemi :
- Sering BAK
- Nafsu makan hilang
- Badan lemas dan sempoyongan
- Mual dan muntah
- Gerakan nafas cepat
- Mulut terasa kering
- Bau nafasnya seperti bau buah-buahan (dari sucrosa)
- Kesadaran bisa menurun sampai koma

JANTUNG KORONER
Adalah kurangnya aliran darah ke otot-otot jantung akibat sumbatan total atau sebagian pembuluh darah jantung.
Seringnya serangan terjadi sewaktu penderita melakukan aktivitas yang sangat melelahkan, baik aktivitas fisik maupun pikiran/psikis.

Pada awal serangan penderita mengeluh nyeri yang amat perih di dada kiri (disebut angina) disertai keringat mengucur dan dada seperti dihimpit beban yang amat berat sehingga penderita merasa sulit bernafas.

Sumber :
Maaf, saya lupa mencatat sumbernya, dan buku sumbernya sudah keburu saya kembalikan ke perpustakaan daerah. Insya allah, lain waktu saya akan mencari buku tersebut untuk dijadikan daftar pustaka. Jika dikemudian hari saya tidak juga menuliskan daftar pustakanya, kemungkinan saya tidak menemukan buku tsb atau saya lupa bentuk cover dan judul buku tersebut, mohon dimaklumi.

Senin, 27 April 2015

Dehidrasi

Jenis-jenis dehidrasi :
a. Dehidrasi hipertonis
b. Dehidrasi hipotonis
c. Dehidrasi isotonis


Dehidrasi hipertonik (hipernatremik)
Dehidrasi hipotonik (hiponatremik)
  • Biasa terjadi setelah intake cairan hipertonik (natrium, glukosa, laktosa) selama diare 
  • Kehilangan air >> kehilangan natrium 
  • Konsentrasi Na >150 mmol/L 
  • Osmolaritas serum meningkat (>295 mmol/L) 
  • Haus, irritable 
  • Bila natrium serum --> 165 mmol/L -->  KEJANG 
  • Pada anak dengan diare yang minum banyak air hipotonik atau diberi infus glukosa 5% 
  • Kadar natrium rendah (<130 mmol/L) 
  • Osmolaritas serum (<275 mOsm/L) 
  • Letargi; kadang-kadang kejang


Tanda-Tanda Kehilangan Cairan (Hipovolemia)

Kehilangan cairan (dinyatakan dalam persentase berat badan)
Tanda
5%
10%
15%
Membran mukosa
Kering
Sangat kering
Panas dan kering (Parched)
Sensoris
Normal
Letargi
Melambat
Perubahan ortostatik pada denyut nadi atau tekanan darah
Ringan
Ada
Jelas
Laju aliran urin
Menurun sedikit
Menurun
Sangat menurun
Denyut nadi
Normal atau meningkat
Meningkat
Sangat meningkat


Gejala Dehidrasi : hipotonik, Isotonik, Hipertonik

Gejala
Hipotonik
Isotonik
Hipertonik
Rasa haus
-
+
+
Berat badan
Menurun sekali
Menurun
Menurun
Turgor kulit
Menurun sekali
Menurun
Tidak jelas
Kulit/selaput lendir
Basah
Kering
Sangat kering
Gejala SSP
Apatis
Koma
Irritable, kejang-kejang, hiperefleksi
Sirkulasi
Sangat jelek
Jelek
Relatif masih baik
Nadi
Sangat lemah
Cepat dan lemah
Cepat dan keras
Tekanan darah
Sangat rendah
Rendah
Rendah


Sumber :
Wahid, Abd., dan Imam Suprapto. 2012. Buku Saku Kompetensi Ilmu Keperawatan Dasar (KIKD). Jakarta : Sagung Seto