Kamis, 30 April 2015

Sandapan EKG

Sandapan atau lead EKG terbagi 2 jenis, yaitu : 
  1. Sandapan Bipolar
  2. Sandapan Unipolar 
Sandapan Bipolar (Bipolar Limb Lead)
DR. Willem Eithoven, ahli faal dari Belanda telah melakukan penelitian, dengan menggunakan tiga pasang elektroda bipolar (satu positif dan satu negatif) yang diletakkan pada pergelangan-pergelangan tangan atau kaki (limb), sehingga terbentuk tiga sandapan ekstremitas bipolar (bipolar limb lead) untuk mencatat perbedaan potensial arus bioelektrik jantung. Sandapan ini ditandai dengan angka I, II, dan III Romawi.

Lead I : Merekam perbedaan potensial dari elektroda di lengan kanan (Right Arm/RA) dengan lengan kiri (Left Arm/LA), dimana lengan kanan bermuatan (-) dan lengan kiri bermuatan (+)
Lead II : Merekam perbedaan potensial dari elektroda di lengan kanan (RA) dan kaki kiri (LF), dimana lengan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
Lead III : Merekam perbedaan potensial dari elektroda di lengan kiri (LA) dan kaki kiri (LF), dimana lengan kiri bermuatan (-) dna kaki kiri bermuatan (+)

Ketiga sandapan ini dapat digambarkan dengan segitiga sama sisi (segitiga Einthoven)

Gambar Segitiga Eithoven
Sandapan Unipolar
Sandapan unipolar terdiri dari dua jenis, yaitu : sandapan unipolar ekstremitas dan sandapan unipolar prekordial.

Sandapan Unipolar Ekstremitas (Ekstremitas Limb Lead)
Merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas, dimana elektrode eksplorasi diletakkan pada ekstremitas yang akan diukur. Gabungan elektrode-elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode indiferen (potensial 0).

Lead aVR : Merekam potensial listrik pada lengan kanan (Right Arm/RA), dimana lengan kanan bermuatan (+), lengan kiri (Left Arm/LA) dan kaki kiri (Left Foot/ LF) membentuk elektrode indiferen.
Lead aVL : Merekam potensial listrik pada lengan kiri (LA), dimana lengan kiri bermuatan (+), lengan kanan (RA) dan kaki kiri (LF) membentuk elektrode indiferen.
Lead aVF : Merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), dimana kaki kiri bermuatan (+), lengan kanan dan lengan kiri membentuk elektrode indiferen.


Gambar Lead Unipolar Ekstremitas

Sandapan Unipolar Prekordial
Merekam besar potensial listrik jantung dengan meletakkan elektrode positif secara horizontal pada dinding dada atau punggung mengelilingi jantung. Elektrode indiferen didapat dengan menggabungkan ketiga elektrode ekstremitas.

Ada enam tempat yang umum digunakan untuk merekam sandapan unipolar prekordial, yaitu :
Lead V1 : Elektrode ditempatkan pada interkostal IV, garis sternum kanan
Lead V2 : Elektrode ditempatkan pada interkostal IV, garis sternum kiri
Lead V3 : Elektrode ditempatkan pada pertengahan antara V2 dan V4
Lead V4 : Elektrode ditempatkan pada interkostal V, garis midklavikula kiri
Lead V5 : Elektrode ditempatkan sejajar dengan V4, garis aksila depan
Lead V6 : Elektrode ditempatkan sejajar dengan V4, garis aksila tengah

Pada umumnya perekaman EKG dibuat 12 lead, tetapi pada keadaan tertentu dapat dibuat sampai 17 lead, meliputi lead V7, V8, V9, V3R, dan V4R.

Gambar Lead Prekordial

Sumber :
Sumiarty, Chuchum. 2010. Cara Praktis Membaca EKG. Jakarta : Surya Gemilang

And this is it. This video about cardiac conduction system and it's relationship with ECG/EKG. You must watch it. And sorry, this video is use english language, if you don't understand, you can search with indonesian language in another line.


Selasa, 28 April 2015

Stroke, Diabetes, dan Jantung Koroner

STROKE
Adalah kekurangan aliran darah ke jaringan otak.
- Sumbatan pembuluh darah
- Pecahnya pembuluh darah
- Hanya suatu serangan stroke berlalu (TIA / Transient Inschaemic Attack)

Usia yang biasanya mengalami stroke ialah 40-an atau kurang. Dan seringnya terjadi karena kelainan darah (Hiperviscositas plasma dan hiperagregasi trombosit / kekentalan darah bertendens bergumpal).

Perubahan fungsi vital :
- Lebar pupil kiri kanan tidak sama
- Nadi cepat atau sangat pelan tetapi intensitas kuat

Keluhan :
- Kulit tubuh sebelah kurang peka atau mati rasa
- Sakit kepala yang berat
- Mual dan muntah
- Daya ingat kurang atau hilang sama sekali
- Penglihatan terganggu atau buta sebagian

DIABETES
Kondisi yang menimbulkan turunnya gula darah (hipoglikemi) :
- Penderita mengkonsumsi obat anti-diabetes atau hormon insulin, tetapi makanan yang masuk kurang dari kebutuhan kalori yang dibutuhkan sehari-hari atau bekerja fisik berlebihan, walaupun tetap mentaati tidk mengkonsumsi gula.
- Penderita menggunakan insulin terlalu tinggi atau mengkonsumsi obat anti-diabetes terlalu tinggi.

Tanda dan keluhan hipoglikemi :
- Merasa lapar
- Kulit tampak pucat dna lembab
- Sempoyongan, lemas, dan gemetar
- Bingung, gelisah, dan berprilaku tidak biasa

Tanda dan keluhan hiperglikemi :
- Sering BAK
- Nafsu makan hilang
- Badan lemas dan sempoyongan
- Mual dan muntah
- Gerakan nafas cepat
- Mulut terasa kering
- Bau nafasnya seperti bau buah-buahan (dari sucrosa)
- Kesadaran bisa menurun sampai koma

JANTUNG KORONER
Adalah kurangnya aliran darah ke otot-otot jantung akibat sumbatan total atau sebagian pembuluh darah jantung.
Seringnya serangan terjadi sewaktu penderita melakukan aktivitas yang sangat melelahkan, baik aktivitas fisik maupun pikiran/psikis.

Pada awal serangan penderita mengeluh nyeri yang amat perih di dada kiri (disebut angina) disertai keringat mengucur dan dada seperti dihimpit beban yang amat berat sehingga penderita merasa sulit bernafas.

Sumber :
Maaf, saya lupa mencatat sumbernya, dan buku sumbernya sudah keburu saya kembalikan ke perpustakaan daerah. Insya allah, lain waktu saya akan mencari buku tersebut untuk dijadikan daftar pustaka. Jika dikemudian hari saya tidak juga menuliskan daftar pustakanya, kemungkinan saya tidak menemukan buku tsb atau saya lupa bentuk cover dan judul buku tersebut, mohon dimaklumi.

Senin, 27 April 2015

Dehidrasi

Jenis-jenis dehidrasi :
a. Dehidrasi hipertonis
b. Dehidrasi hipotonis
c. Dehidrasi isotonis


Dehidrasi hipertonik (hipernatremik)
Dehidrasi hipotonik (hiponatremik)
  • Biasa terjadi setelah intake cairan hipertonik (natrium, glukosa, laktosa) selama diare 
  • Kehilangan air >> kehilangan natrium 
  • Konsentrasi Na >150 mmol/L 
  • Osmolaritas serum meningkat (>295 mmol/L) 
  • Haus, irritable 
  • Bila natrium serum --> 165 mmol/L -->  KEJANG 
  • Pada anak dengan diare yang minum banyak air hipotonik atau diberi infus glukosa 5% 
  • Kadar natrium rendah (<130 mmol/L) 
  • Osmolaritas serum (<275 mOsm/L) 
  • Letargi; kadang-kadang kejang


Tanda-Tanda Kehilangan Cairan (Hipovolemia)

Kehilangan cairan (dinyatakan dalam persentase berat badan)
Tanda
5%
10%
15%
Membran mukosa
Kering
Sangat kering
Panas dan kering (Parched)
Sensoris
Normal
Letargi
Melambat
Perubahan ortostatik pada denyut nadi atau tekanan darah
Ringan
Ada
Jelas
Laju aliran urin
Menurun sedikit
Menurun
Sangat menurun
Denyut nadi
Normal atau meningkat
Meningkat
Sangat meningkat


Gejala Dehidrasi : hipotonik, Isotonik, Hipertonik

Gejala
Hipotonik
Isotonik
Hipertonik
Rasa haus
-
+
+
Berat badan
Menurun sekali
Menurun
Menurun
Turgor kulit
Menurun sekali
Menurun
Tidak jelas
Kulit/selaput lendir
Basah
Kering
Sangat kering
Gejala SSP
Apatis
Koma
Irritable, kejang-kejang, hiperefleksi
Sirkulasi
Sangat jelek
Jelek
Relatif masih baik
Nadi
Sangat lemah
Cepat dan lemah
Cepat dan keras
Tekanan darah
Sangat rendah
Rendah
Rendah


Sumber :
Wahid, Abd., dan Imam Suprapto. 2012. Buku Saku Kompetensi Ilmu Keperawatan Dasar (KIKD). Jakarta : Sagung Seto

Jumat, 24 April 2015

HIV/AIDS, Permasalahan dan Tantangannya

HIV and AIDS are not just medical issues but have social and communal repercussions. Ilmu pengetahuan barat dan HAM sebagai dasar cara pandang penyelesaian masalah HIV/AIDS terbukti gagal mengatasinya.

Penderita : Pelaku, korban langsung, efek spiral
Pelaku : Heteroseksual, LSL, PSK, narkoba, dsb
Korban : Istri, anak, orang tak berdosa
Efek spiral : akibat transfusi, cuci darah yang tercemar darah HIV, paramedis tertular, dsb

Hukum, perlakuan, dan perlindungan ---> Kehidupan, sosial kemasyarakatan
Preventif, promotif, dan edukasi ---> Islam

Hidup lebih lama dengan HIV menimbulkan serangkaian masalah baru ---> ribuan terinfeksi hepatitis ---> risiko kronis dan kerusakan hati dan otak ---> Demensia

Dampak HIV/AIDS
- Dampak Terukur
   1. Penurunan produktivitas sdm
   2. Peningkatan beban keuangan negara
   3. Peningkatan burden disease lainnya
   4. Yatim piatu

- Dampak Tak Terukur
   1. Moral, HIV/AIDS hampir pasti didahului kerusakan moral
   2. Resistensi ARV
   3. Genosida

Pembagian Kelompok HIV/AIDS
- Kelompok tertular (infected people)
- Kelompok berisiko tertular atau rawan tertular (high-risk people)
Termasuk penjaja seks baik perempuan maupun laki-laki, pelanggan penjaja seks, penyalahgunaan napza suntik dan pasangannya, waria, LSL, narapidana.
Pencegahan untuk kelompok ini, ditujukan untuk mengubah perilaku berisiko menjadi perilaku aman.
- Kelompok rentan (vulnerable people)
Lingkup pekerjaan, lingkungan, ketahanan dan atau kesejahteraan keluarga yang rendah dan status kesehatan yang labil, sehingga rentan terhadap penularan HIV. Pencegahan untuk kelompok ini ditujukan agar tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang berisiko tertular HIV. Tingkatkan kepedulian sosial dan dekatkan pada keluarga.
- Masyarakat Umum (general population)
Pencegahan ditujukan untuk peningkatan kewaspadaan, kepedulian, dna keterlibatan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di lingkungannya.

Kondom Sebagai Faktor Pengurang Penyebaran STD?
Penelitian di Indonesia : pori-pori, pengaruh panas, gesekan didompet
Kondom justru bisa menjadi faktor berkali-kalinya terjadi hubungan seks. Kondom adalah keranjang sampah yang didewakan industri seks disertai ancaman kerusakan moral, budaya munafik, tidak takut dosa yang mengundang azab Tuhan.

Jenis Pelayanan HIV dan AIDS
- Provider Initiated Testing and Counseling (PITC)
Merupakan layanan pemeriksaan darah untuk mengetahui status HIV seseorang berdasarkan pada inisiatif atau rekomendasi dari petugas kesehatan dan pasien menerima saran tersebut. Hal ini biasanya terjadi dalam setting medis.
- Care Support and Treatment (CST)
Merupakan layanan terkait dengan pemberian dukungan kepada orang yang telah berstatus HIV. Pelayanan ini akan terjadi setelah seseorang melalui proses tes darah atau ketika seseorang yang telah menerima status HIV. Harus diikuti commitment untuk memutus penularan.

Sumber :
ANTIBIOTIC X, FK-UNBRAH
Narasumber : Dr. Flora Eka Sari, SpP

Kamis, 23 April 2015

Berjalan Sehat Ala Nagumo

Tahun lalu, saya membeli buku berjudul Makan Sekali Sehari Membuat 20 Tahun Lebih Muda dari Dr. Yoshinori Nagumo (Ketua asosiasi kedokteran anti-aging Internasional). Dan ada salah satu sub bab buku tersebut yang menarik dan ingin saya share. Judulnya Hanya 3 Menit, Sama dengan Berjalan 10.000 Langkah. Yang mana isinya sebagai berikut.

Berjalan kaki merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat, muncullah pertanyaan, "Bagaimana dan berapa lama sebaiknya kita berjalan kaki?" Jawaban yang sering kita dengar adalah 10.000 langkah setiap hari. Orang-orang yang sibuk dan menderita nyeri lutut pasti akan sangat terbebani dengan anjuran berjalan sebanyak itu. Karena cuaca buruk, orang sehat pun tidak dapat melakukannya. Ada juga orang-orang yang membeli alat penghitung langkah, lalu mencoba untuk berjalan kaki lebih banyak daripada biasanya, tetapi berhenti setelah 3 hari.

Mulailah dari yang dapat kita lakukan; ini merupakan salah satu prinsip "a la Nagumo" yang saya ciptakan. Saya akan menjelaskan cara berjalan selama 3 menit yang setara dengan 10.000 langkah; bukan hal yang sulit, justru berjalan dengan penuh gaya.

Saya selalu berjalan dari rumah ke tempat kerja. Setiap pagi, saya bersama para pegawai lain berangkat melewati stasiun. Jika saya perhatikan, mereka sering terlihat kelelahan. Mereka berjalan dengan kepala menunduk, menonjolkan punggung, dan menekuk lutut persis seperti sekumpulan hantu. Dengan cara berjalan seperti itu, kebahagiaan akan kabur dengan sendirinya. Jika dilakukan seperti itu, berjalan sejauh apa pun hanya akan membebani leher, lutut, pinggang, dan organ dalam tanpa memberikan manfaat kesehatan. Pompa cairan di betis juga tidak dapat bekerja secara maksimal sehingga darah tidak dapat bersirkulasi dengan baik. Selain itu, gaya berjalan seperti itu tidak sedap dipandang. Saya merasa kasihan melihat mereka.

Berdasarkan pengalaman ini, saya menciptakan cara untuk berjalan dengan penuh gaya.
  • Tegakkan dada dan tahan perut;
  • Gerakkan tangan ringan; dan
  • Berjalanlah dengan mengambil langkah besar
Hanya itu; sangat mudah, bukan? Jika Anda tidak percaya bahwa hal itu bermanfaat karena terdengar terlalu mudah, silahkan mencobanya.
Perjalanan saya dengan berjalan kaki dari rumah ke tempat kerja hanya memakan waktu beberapa menit, tetapi cara berjalan seperti itu membuat saya berkeringat. Beberapa hari kemudian, otot perut mungkin akan terasa nyeri. Namun sebenarnya, otot perut, otot punggung, dan otot betis bekerja dengan sempurna.

Mulai sekarang, berjalanlah dengan kepala menengadah tanpa memandang mata orang-orang yang datang dari depan kita. Berjalanlah sambil tersenyum cemerlang bagaikan seorang bintang. Ambil langkah cepat dan besar layaknya membelah angin. Dengan menanamkan kebiasaan tersebut, Anda tidak perlu menghabiskan banyak waktu. Semakin lama, gaya berjalan Anda akan semakin bagus. Lingkar pinggang Anda akan berkurang, bahkan tubuh Anda dapat menjadi lebih tinggi. Mengubah konsep berjalan agar hanya memerlukan sedikit waktu tetapi memberikan manfaat maksimal merupakan bagian dari "a la Nagumo".

Nah, dengan memperhatikan gaya berjalan saja kita bisa banyak mendapat banyak manfaat bagi tubuh. Pantas saja ya orang Jepang sana banyak berjalan dengan cepat dan tegap. Bisa ditiru tuh, tapi ya jangan selalu menengadah ya selama berjalan, sesekali menunduk ntar kesandung, haha. Dan juga supaya gak di anggap sombong, sesuaikanlah dengan budaya dan ajaran agama kita juga ya, guys. 
Sekian dulu deh buat hari ini. Semoga bermanfaat~

Sumber : 
Yoshinori, Nagumo. 2014. Makan Sekali Sehari Membuat 20 Tahun Lebih Muda. Bandung : Qanita